Selasa, 19 April 2016

[REVIEW] RE;READ : Piano di Kotak Kaca by Agnes Jessica

Edit Posted by with No comments

PIANO DI KOTAK KACA - AGNES JESSICA
Paperback376 pages
Published by PT Gramedia Pustaka Utama

[Sinopsis]
Wajah Sheila berubah murung. “Bapak mau bilang karena saya anak pembunuh, kan? Saya punya sifat kejam dalam diri saya, makanya berkali-kali saya mendapat masalah.”
“Kamu memiliki banyak sifat istimewa. Kamu perhatian pada orang lain, kamu ingin sekali terlibat secara emosional dengan manusia lain. Singkatnya, kamu sensitif dan peduli terhadap orang lain. Tapi orang-orang dengan sifat seperti ini punya kelemahan.”
“Apa kelemahannya?”
“Jika orang lain kurang peduli terhadapnya, ia akan membenci orang itu.”

Sebuah miniatur piano menjadi kenangan terakhir Sheila akan ibunya. Ibunya meninggal karena dibunuh ayahnya sendiri dan sang ayah dipenjara. Tinggal Sheila sebatang kara, tanpa kasih sayang orangtua di usianya yang masih belia.
Uluran tangan dari saudara angkat ayahnya ternyata membawa kepahitan lain. Sheila dijadikan pembantu di tempat tinggalnya yang baru dan berulang kali dianiaya secara mental. Sikap keras gadis itu sering kali dikaitkan dengan latar belakangnya yang berayah pembunuh. Sheila merasa takut akan emosinya yang mudah sekali meledak sehingga melukai orang-orang yang melukai harga dirinya.
Satu-satunya orang yang mengulurkan tangan tulus padanya hanyalah Bram, pria timpang yang memendam banyak kepahitan akibat kondisi fisiknya. Bisakah ikatan yang terjalin di antara mereka mengembalikan jiwa Sheila yang terluka dan merindukan ibunya?



[Review]
Actually this writer is one of my fave author. I has known her since I still in High School. Karya pertama yang saya baca adalah Jejak Kupu-Kupu yang memang sampai saat ini masih meninggalkan jejak di hati saya #cihuyy. 
Piano di Kotak Kaca sebenarnya sudah sangat lama saya baca. Masih ketika saya berseragam abu-abu. Karangan Agnes Jessica ini selalu mengambil sisi kekelaman hidup seseorang. Yang membuat saya ketika membacanya selalu bertanya, masihkah ada orang yang seperti ini di jaman yang modern? Entah.

Buku ini menceritakan mengenai sosok perempuan bernama Sheila yang tumbuh di dalam kekacauan rumah tangga. Ayahnya yang kerap kali bertengkar dengan sang ibu dan tidak jarang ia melayangkan tangan pada ibunya Sheila, bahkan hal tersebut telah menjadi rahasia umum di lingkungan rumahnya. Ketua RT'pun sampai mendatangi rumah Sheila untuk menegur pasangan suami-istri tersebut. Puncaknya adalah ketika Ayah Sheila tertuduh melakukan pembunuhan terhadap istrinya sendiri hingga di tangkap oleh kepolisian. Tinggalah Sheila sendiri di rumahnya. Sampai di sini sejujurnya saya kurang menyukai penjabaran yang dilakukan Agnes Jessica. Seakan ia melakukannya terburu-buru hingga melupakan detail lainnya. Sheila yang diceritakan masih kecil jarang sekali di ceritakan apakah ia bersekolah, bagaimanakah ia disekolah dan sebagainya. Memang ada beberapa paragraf yang menceritakan Sheila bersekolah, hanya saya merasa bahwa di sini sudut pandang dari Sheila sendiri tidak ada. Bagaimanakah perasaannya? Seakan hanya terfokus kepada pertengkaran ayah dan ibunya. Lalu adegan ketika kepolisian datang. Sebenarnya ketika menangkap tersangka, kita tak bisa menangkap pelaku jika tidak ada bukti khusus. Disana tidak dijelaskan bagaimana ayahnya bisa tertuduh dan bukti-bukti pendukungnya. Hal itu membuat saya merasa.. dalam bahasa jawa sebutannya "wagu". Semacam menonton sinetron Indonesia saja.

Singkat cerita, Sheila yang pada awalnya ditinggal oleh ayahnya akhirnya diambil dan dirawat oleh paman angkat atau adik angkat dari ayahnya. Hariyanto. Hariyanto ini digambarkan sebagai sosok yang baik hati dan memperhatikan kebutuhan Sheila. Namun tidak begitu dengan istrinya dan kedua anaknya. Sheila semacam Cinderella begitu. Bedanya Hariyanto tidak meninggal melainkan Sheila diusir atau lebih tepatnya diasramakan di sekolah khusus tempat anak-anak nakal bersekolah. Itu gegara ia tidak sengaja memukul kepala salah satu anak Hariyanto dengan kaca. Penyebabnya? Ada hubungannya dengan Piano Dalam Kotak kaca yang ditinggalkan oleh ibunya sebagai kenangan terakhir. Disini saya masih belum mendapatkan feel yang benar-benar pas. Rasanya flat saja karena lagi-lagi Agnes terlalu terfokus kepada penganiayaan yang diterima oleh Sheila.

Romansa muncul ketika Sheila yang bersekolah di asrama bertemu Bram. Bram adalah mantan aktor yang mengalami kecelakaan sehingga membuat kakinya pincang dan mukanya berparut. Bram seorang yang tertutup dan beralih profesi sebagai novelis misteri. Hanya perbedaan Bram dengan Sheila ini sekitar dua puluh tahunan. Saya sudah tidak terlalu terkejut membaca perbedaan umur mereka yang jauh. Kebanyakan novel Agnes begitu kali yaa. Di sini feel'nya mulai dapat dan terasa hanya entah mengapa kurang greget menurut saya. Bagaimana bisa Bram jatuh cinta pada Sheila meskipun mereka sangat jarang bertukar cerita?

Klimaksnya adalah ketika Sheila dan Bram yang terpisah karena sesuatu hal yang tidak memungkinkan mereka bersama. Hingga lima tahun kemudian Sheila dan Bram bertemu kembali dengan kondisi yang tak sama lagi. Sampai di sini saya menyukai ceritanya yang mengalir begitu saja. Meski banyak kekurangan detil di sana sini, saya tetap menikmatinya. Saya menyukai karakter Sheila yang slalu berterus terang dan gigih. Ia tidak menyerah kepada hidup. Sebuah nilai moral yang diajarkan dalam cerita ini. Mungkin yang kurang saya suka adalah sifat pedendam Sheila dan gelap matanya barang kali. Maklum, saya sendiri adalah tipe orang yang paling sabar dan selalu berpikiran logis, kecuali kalau bertengkar dengan pacar #eh. 

 Untuk tokoh Bram sendiri saya menyukainya. Ia karakter yang misterius namun lembut di dalam. Yang mungkin saya kurang suka adalah sifat pengecut Bram terhadap Sheila. Yah, no body's perfect bukan? Dan tidak ada novel yang perfect. Pasti ada kekurangannya. But i think, if you like the story about life and romance you should read this book. Saya merekomendasikan buku ini. Sedikit berat dengan alur cerita yang berbelit namun sangat pantas untuk dikoleksi. Selain itu di akhir cerita banyak kejutan yang di buat Agnes Jessica untuk para pembaca.

Story : 3/5
Romance : 3/5
Character : 4/5
Conflict : 4/5

Recommended? Yes !

0 komentar: