Minggu, 01 Februari 2015

[Review] Pillow Talk by Christian Simamora

Edit Posted by with No comments

Pillow Talk by Christian Simamora
From Gagas Media

Synopsis :
Kami ‘bersahabat’ sejak kecil.

Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui ‘sahabat’, maka kata itulah kami.

Berbagi cerita, berbagi rahasia. Bahkan, tanpa disadari, kami pun membagi cinta.

Tapi, apakah kau tahu, rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?

Percayalah, ini lebih buruk dari sekadar patah hati.

Ini bukan kisah cinta yang ingin kau alami.
 

Review :
Buku ini diluar konteks saya. Buku baru yang didonaturin oleh si kakak ini iseng saya baca karena tidak ada kerjaan (padahal tumpukan buku seabreek, coyy). Semenjak membaca Good Fight dari Christian Simamora, saya jadi ter-addict oleh novel karya kak Christian. Meski All You Can Eat sudah berpindah tangan (hiks!) 

Kali ini Pillow Talk, yang diperankan oleh Jonathan dan Emilia membuat saya kembali jatuh hati, syalalala~. Jonathan atau dipanggil Jo, bersahabat akrab dengan Emilia yang sering dipanggil Ems. Jadi Pillow Talk ini ceritanya tentang sahabat yang jadi cinta. Sekali lagi cerita yang klise. Hanya saja, Kak Cristian memberikan bumbu-bumbu yang menjadi ciri khasnya. 

Sebenarnya saya sudah menebak bahwa salah satu tokoh akan jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Namun ternyata keduanya memang saling menyukai entah sejak kapan itu, mungkin sejak awal mula buku ini tercipta (hahaha.lucu sekaleee~~) Sekali lagi Kak Christian membuat saya kagum pada karakter tokoh Jonathan yang owwwhieee, he sure my dream maaan  . Perasaan Jo terhadap Ems begitu kuat hingga membuat saya iri setengah mampus sama Ems ini. Bahkan Jo ga pernah lho ya yang namanya pacaran sama cewek cuma untuk you-know-what. Mungkin sesekali Jo pacaran, hanya hubungan mereka tidak “sepanas” hubungan Ems dengan pacar-pacarnya. Ems selalu nomor satu buat Jo. 

Gileee’kan? Siapa yang ga meleleh qaqa punya sahabat kaya gitu. Untuk karakter Emsnya sendiri saya sebenarnya kurang suka atau lebih tepatnya iri kalii ya. Si Ems ini sebenarnya punya pacar yang perbedaan umurnya lima belas taoon. Tapi sifatnya pacarnya itu lhoo eyuuh beud deuh. Saya memang menyukai karakter Ems yang terbuka, ceria dan tanpa beban. Membuat saya iri saja karena sifat saya yang berbalik seratu delapan puluh derajat dari Ems. Yang saya kurang suka adalah ia plin plaaan banget deh. Dan gemes banget sama ini cewek. 

Ems dan Jo sudah memiliki pacar masing-masing. Meskipun perasaan keduanya sama satu sama lain. Hanya terhambat oleh satu tembok besar. Yaitu “persahabatan”. Ems yang bersikeukeuh untuk tetap stay dengan hubungan sahabatnya with Jo dan mengingkari perasaannya hanya karena “tragedi Santo”. Sedangkan Jo yang ga bisa mundur apalagi maju karena ia terlalu mencintai si Emi ini. Mau maju takutnya hubungan dia sama Emi retak. Mundur? Tanpa Emi si Jo ini bakal mati.

Di sini Kak Christian memasukkan bukan hanya pihak ketiga, keempat namun setelah saya hitung hingga ada pihak ke-lima. Dari awal, Emi yang memiliki pacar om-om tuek bernama Dimas yang membuat saya heran adalah bahwa ia ternyata masih anak mami banget. Iiiyuuuuh. Jauh-jauh lu dari ayee baaang. Not so my type guy. Lalu ada model yang namanya .... yaelaah penyakit lupa saya kumat. Lewat aja yang ini pokoknya ini model pacarnya Jo waktu awal-awal (iyalah masa pacaran sama Emi? Yang bener aja qaqa). Dan karena suatu sebab si Jo dan model yang-saya-lupa-namanya ini putus. Coba tebak alasan mereka putus. Ding..ding..ding.. you’re right ! Ini karena EMI !! Like i said before, for Jo “Emi’s absolute number one”

Yang bikin saya jengkel adalah ketika si Emi ini menjodohkan Jo sama sepupu sahabatnya, Ajeng (karakter yang kurang saya suka karena kurang jelas sifatnya itu) yang bernama Feli (yang mana orang ketiga dalam hubungan mereka). Daaan... si Jo ini ke-distract with Feli Feli ini (untung namanya bukan Heli, remember the song Heli, gukgukguk kemari gukgukguk~~) 

Gemes banget kan sama si Emi yang buta banget dan segitu menghindarnya sama perasaannya sendiri? Awalannya sih Jo marah tapi dia malah kepincut sama Feli meski sebenarnya hatinya tetep ga bisa move on sama Emi. 

Cukup lama saya maju mundur baca ini gegara kesel banget. Kapan sih mereka berbuat kesalahan yang endingnya bakal mengakui perasaaan satu sama lain? And then.. itu terjadi ketika Jo mendapat ticket liburan ke Bali yang sebenarnya program dari kantornya Jo. Yeah, Jo mah pasti ngajak Emi bukannya Feli. Hahahaha.

Intinya di Bali mereka melakukan kesalahan yang membuat perasaan mereka mulai terkuak sedikit. Itupun karena atasan Jo (pihak keempat?!) Ethan yang gue tebak adalah GAY ! hakhakhak. Ini emang ciri khas Kak Christian yang selalu memasukkan tokoh karakter gay ke dalam novelnya. 

Intinya sih dari situ dimulai permasalahan mereka sampai klimaksnya dimana Jo berpisah dengan Emi gegara Emi yang tetep keukeuh sama hubungan persahabatannya dan “Tragedi Santo” (Shity reason banget) pokoknya bikin saya makin sebellah sama karakter Emi ini. Udah gitu pake pihak ke-lima pulaak. Ahh~ kok bisa yaa Jo sabar banget sama ini cewek? Iri banget saya. Soalnya si akang maah ga pernah kaya begitu. 

Kekurangan novel Kak Tian ini sama seperti Good Fight. Dimas yang sebenarnya menurut saya tokoh pengganggu yang cukup penting menghilang, whusss~~ begitu saja. Malah dimunculkan pihak kelima yang entah dari mana. Tapi ya itulah enaknya penulis. Suka-suka doong mau dibuat gimana. Hahahaha.
Yang pasti Emi dan Jo ini pasangan kedua yang saya sukai dari novel Kak Tian. Dan ratenya ga beda jauhlah sama yang kemaren hahaha. 

4 star for Jo + Ems